lupit dan slenteng

KETIKA masyarakat mulai bosan dengan lambang, diskusi, pembicaraan dan tokoh yang serius dalam menyampaikan pernyataan, imbauan dan arahan, Ki Enthus Susmono mampu menangkap dengan cerdas.
Dalang edan dan spektakuler yang dulu di luar lingkaran pemerintahan kini menjadi Bupati Tegal. Ia berusaha mewujudkan impian dan cita-cita masyarakat kabupaten penghasil teh itu. Ibarat dulu Ki Entus Susmono berada di luar rumah sekarang ada di dalamnya.
Ia serius dalam mengurus rumah beserta isinya agar merasa nyaman dihuni dan pantas untuk dilihat serta dinilai oleh masyarakat. Langkah serius pun mulai dilakukan dengan memberikan instruksi kepada birokrasi untuk tidak main-main dan menyalahgunakan keuangan negara. Hal itu diimplementasikan dengan integritas untuk semua pegawai Pemkab Tegal. Pakta integritas itu ditunjukan melalui prosesi sakral sebagai pengganti tombak Kiai Pleret yang selama ini dikirab setiap Hari Jadi Kabupaten Tegal.
Tahun ini, prosesi sakral itu diganti dengan Pataka Pakta Integritas. Kegiatan dan program itu pun tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bupati Enthus Susmono telah melakukan terobosan tokoh wayang golek Lupit dan Slenteng menjadi sarana dalam membangun komunikasi politiknya.
Punya Karakter
Banyak pertimbangan, di antaranya kedua tokoh ini punya karakter dan perilaku yang hampir sama dengan karakter masyarakat Kabupaten Tegal. Sifat apa adanya, solidaritas tinggi serta selalu bangga menyebut daerah asal meskipun berada di wilayah jauh dari tempat kelahiran. Dua wayang golek yang diciptakan Ki Enthus Susmono agaknya mampu mempersatukan masyarakat Kabupaten Tegal. Slenteng, sosok seorang santri kampung dengan penampilan yang khas kekampungannya.
Mengenakan sarung kumal diselempangkan di bahu dan sebuah kopiah lusuh menempel di kepala dengan baju koko dan celana hitam bak seorang jawara. Ia adalah sosok rakyat jelata yang lugu penuh dengan kejujuran kalau bicara apa adanya. Kendati demikian, ia teguh pada kejujuran dan kebenaran. Bila menghadapi masalah, tidak ada musuh-musuhnya yang bisa mengalahkan sekalipun pejabat. Bahkan banyak pejabat yang mencarinya bila mereka menemukan masalah yang tidak dapat diselesaikan untuk mendapatkan solusi.
Adapun Lupit adalah kakak Slenteng berbadan gendut. Dia berpenampilan tidak jauh berbeda dari Slenteng cuma lebih perlente. Ciri utamanya berkain sarung dengan kopiah berbaju koko, bercelana serba hitam serba komprang bak jawara. Dari penampilan Lupit lebih berwibawa, lebih keren, lebih perlente. Bicaranya menggema penuh wibawa walau kadang sedikit pelok.
Lupit lebih mengutamakan kejujuran mendahulukan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan pribadi. Dia tidak peduli dengan keadaan dirinya mau difitnah, dihina bahkan diancam hidupnya pun, Masa peralihan dari seorang budayawan menjadi pejabat politik ditempuh oleh Ki Entus Susmono, ternyata sangat mudah mengingat banyak sarana dan filosofi arif bijaksana untuk mengemas motivasi dan semangat birokrasi, serta masyarakat lebih cepat dimengerti.
Fenomena ini diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang sejahtera, religius, dan aman tanpa harus mempermasalahkan hal sepele. Masih banyak yang harus diwujudkan, bukan hanya diskusi, tapi dengan kerja nyata. (M Berlian Adjie, Komunitas Cakra Pantura-68)

Sumber : www.suaramerdeka.com

Related

wisata tegal 8918126364031365601

Posting Komentar

emo-but-icon

Hot in week

Recent

Comments

item